Kalau kamu belum tahu, Pulau Rote ini adalah sebuah pulau kecil yang berada di provinsi Nusa Tenggara
Timur. Pesona alam pulau eksotis ini sangat terkenal hingga ke manca
negara. Tidak hanya keindahan alamnya, gelombang laut di sekitar
pantainya adalah gelombang laut yang terpanjang di Indonesia.
Keindahan lingkungan alamnya sangat
mempesona, airnya sangat jernih, bukit-bukit yang terjal, dan sabana
yang membentang di sekitar pulau. Pantai di pulau Rote memiliki pasir putih dan ombak laut yang cukup tinggi.
Selain itu, tradisi masyarakat setempat masih dijaga dengan baik, mulai
dari tenunan ikatnya yang menarik dan permainan alat musiknya yang
unik.
Artikel lain: Keindahan pantai Widarapayung
Para pengunjung sering menggunakan
pantai di Pulau Rote ini untuk olah raga air, seperti snorkling dan juga
kegiatan menyelam. Kehidupan laut di pantai tersebut sangat banyak
ditinggali oleh berbagai jenis ikan tropis, salah satu ikan yang cukup
terkenal adalah ikan pari manta. Ombak di pantai ini sering digunakan
untuk kegiatan berselancar, dimana gelombang ombaknya cukup tinggi dan
berjumlah 8 gulungan ombak yang sangat menantang. Selain itu, sunset di pantai ini juga sangat terkenal keindahannya.
Tradisi unik di pulau Rote ini adalah
ritual memohon turunnya hujan, dimana masyarakat setempat yang melakukan
ritual tersebut menggunakan pakaian adat
yang khas, seperti Ti’i Langga dan juga Bula Molik, dengan diiringi
oleh sebuah alat musik yang sangat khas, yaitu Sasando. Alat musik
Sasando ini mirip dengan alat musik Harpa, namun tanpa chord.
Alat musik
Sasando tersebut hanya bisa dimainkan beberapa orang saja. Bahkan
penduduk lokal pun tidak semuanya bisa memainkan alat musik yang unik
ini. Itulah sebabnya alat musik ini terancam punah karena sangat sedikit
orang yang mampu memainkannya dengan baik.
Salah satu hewan unik yang berada di
pulau Rote adalah spesies kura-kura berleher ular. Hewan ini sering
diburu oleh para kolektor hewan dan membuatnya menjadi langka. Kura-kura
berleher ular ini biasanya hidup di rawa, danau, dan sawah di sekitar
pulau Rote.
1 Response to Pesona Pulau Rote
gereja masa depan adalah generasi muda masa kini, sebab tidak mungkin bapak - bapak kita terus ada untuk gereja , sebeb akan ada perubahan dari generasi kegenerasi, mari lihat baik - baik bahwa kita butuh terus melanjutkan kebangunan rohani, dan kebangunan rohani hanya bisa terus berjalan jika kahidupan rohani itu dapat diturunkan dari generasi - ke generasi, kita butuh belajar dari pengalaman gereja di barat, amerika dan australia bahwa mereka kehilangan generasi penerus dari kebangunan rohani, sehingga gereja menjadi kosong, di jual dan beralih fungsi, memang kita tidak dapat pungkiri bahwa penyebab dari keadaan ini bukan hahya kegagalan generasi estafet, tetapi jika diperhatikan maka, kita bisa temukan dalam alkitab juga menerangkan bahwa bangsa Israel juga mengalami masa ini, mari kita gereja berbenah sehingga kita tidak hanya melihat apa yang ada didepan mata namun, kita dapat membangun satu pola berpikir yang konstruktif tentang gereja, gereja tidak hanya berbicara tentang orang dewasa, kemudian pemuda serta anak- anak adalah nomor dua, mari bangun suatu pemikiran baru bahwa kita tidak ingin terjebak dalam eforia kebangunan rohani hanya dalam satu generasi saja namun kita butuh melihat lebih dalam dan jauh sehingga kebagununan dan pola serta nilai rohani yang kuat dapat terus mengalir dari masa ke masa,
Post a Comment